Inovasi Media Zeoponik di Kampung Halaman Boyolali

Inovasi Media Zeoponik di Kampung Halaman Boyolali

Dr. Suwardi, Kepala Pusat Studi Reklamasi Tambang IPB University, bersama dengan tim dosen IPB University, memperkenalkan inovasi media tanam Zeoponik kepada para petani hortikultura di Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mojosongo sebagai bagian dari program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) 2024, yang bertujuan membagikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat di daerah asal para dosen IPB University.

Camat Mojosongo, Sabdo Haryono, membuka kegiatan ini, sementara Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Joko Susanto, turut hadir dan menyatakan dukungan penuh terhadap inovasi Zeoponik. Tim berharap inovasi ini dapat meningkatkan produktivitas petani di wilayah tersebut.

Dr. Suwardi menjelaskan secara komprehensif tentang Zeoponik, media tanam berbasis zeolit, kompos, cocopeat, dan pupuk yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan bibit hortikultura. Ia dan timnya merancang media ini untuk menjaga electrical conductivity (EC) tetap rendah meskipun menggunakan pupuk dalam jumlah besar. Media ini memastikan stabilitas unsur hara yang mendukung pertumbuhan optimal bibit tanaman.

“Salah satu keunggulan Zeoponik adalah kemampuannya menjaga EC media tetap rendah, sehingga bibit tanaman mendapatkan unsur hara dalam kondisi stabil, memungkinkan pertumbuhan yang lebih optimal,” jelas Dr. Suwardi.

Selain memberikan penjelasan teoritis, tim juga mengadakan pelatihan langsung untuk para petani dalam membuat Zeoponik. Selama pelatihan, tim IPB University dengan teliti memandu para petani dalam mencampur bahan, mengukur EC dan pH, serta menyimpan Zeoponik yang sudah jadi. Dengan demikian, para petani tidak hanya memahami konsepnya, tetapi juga mampu mengaplikasikan teknologi ini secara mandiri. Sebanyak 30 petani dari berbagai kelompok tani, termasuk Gapoktan dan KWT di Kecamatan Mojosongo, mengikuti kegiatan ini dengan antusias.

Wagio, seorang petani hortikultura yang menjadi peserta kegiatan, menyatakan kegembiraannya. “Sangat bermanfaat dan menarik sekali. Saya akan mencoba media ini (Zeoponik) untuk pembibitan kates (pepaya),” ungkapnya. Para petani merespons positif, menunjukkan potensi besar Zeoponik sebagai media tanam alternatif yang mudah diadopsi.

Tim berharap pengenalan ini dapat meningkatkan kualitas pembibitan hortikultura di Mojosongo sekaligus menawarkan solusi praktis dan efisien bagi petani. Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali menyambut baik teknologi ini dan merencanakan pendampingan bagi para petani yang ingin mengaplikasikan Zeoponik.

“Melalui program Dospulkam, kami ingin memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, baik dalam mendukung ketahanan pangan maupun meningkatkan pendapatan petani lokal. Teknologi Zeoponik sebagai salah satu inovasi untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia.” tutur Dr. Suwardi.

Dr. Suwardi, Kepala Pusat Studi Reklamasi Tambang, mendorong keberlanjutan program serupa untuk memperluas teknologi tepat guna di sektor pertanian. Ia optimis inovasi seperti Zeoponik dapat mendukung pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi akademik dan lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *